Aksi demonstrasi mewarnai Hari Buruh Internasional (Mayday) 2024 di Kabupaten Asahan. Terpantau, aksi dilakukan di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Asahan, Kantor Bupati Asahan, dan Bundaran Jalan Imam Bonjol Kisaran.
Aksi Mayday 2024 ini dilakukan oleh seratusan massa aksi dari Federasi Transportasi, Nelayan, dan Pariwisata Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FTNP KSBSI) Asahan. Dalam orasi dan pernyataan sikapnya, Ketua FTNP KSBSI Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Hidayat Nasution menyesalkan sikap DPRD dan Bupati Asahan yang dinilai tidak peduli terhadap buruh.
"Setiap pemilihan mereka mengemis suara, namun setelah terpilih hingga hari ini tidak peduli terhadap buruh dan keluarganya", ketus Dayat dalam orasinya.
Aksi demonstrasi Mayday 2024 oleh FTNP KSBSI Asahan menyuarakan 7 Tuntutan antara lain:
1. Tolak Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja;
2. Tolak Upah Murah dan berlakukan struktur dan skala upah;
3. Turunkan Harga Sembako;
4. Mendesak Bupati menindak tegas pengusaha yang abai thd kesejahteraan buruh/pekerja dan keluarganya;
5. Menuntut Pemkab Asahan memfasilitasi anggaran Dewan Pengupahan dan LKS Tripatrit Asahan;
6. Mendesak Bupati dan DPRD mengupayakan dimulainya tahapan pembetukan Perda Asahan tentang Ketenagakerjaan yang berpihak pada kesejahteraan buruh/pekerja dan keluarganya dgn melibatkan Serikat Buruh/Serikat Pekerja; dan
7. Mendesak Bupati dan DPRD sepakat menjalankan tugas, fungsi dan peran aktif pemerintahan daerah dgn membuat kebijakan yang berpihak pada buruh/pekerja dan keluarganya.
Kekecewaan juga disampaikan Sekretaris FTNP KSBSI Asahan Rahmad Syambudi. Ia menyatakan Bupati Asahan dan DPRD Asahan lagi AFK (Away From Keyboard -red). AFK adalah istilah millenial dan Gen-Z dalam game mobile untuk player yang jauh dari konsol sehingga bermain secara auto pilot.
"Kesimpulan sementara: Bupati Asahan dan DPRD Asahan lagi AFK", tulis Rahmad dalam akun media sosial pribadinya.